A.
Karakteristik Media Pembelajaran
Menurut
Arsyad (2005), setiap media pembelajaran
memiliki karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari
berbagai segi. Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari
segi ekonomisnya, lingkup sasaran yang
dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya oleh pemakai
(Sadiman, dkk, 1990). Karakteristik media juga dapat dilihat menurut
kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera. Dalam hal ini
Kemp (1975) menyatakan, pengetahuan mengenai
karakteristik media pembelajaran sangat penting artinya untuk
pengelompokan dan pemilihan media. Karakteristik media merupakan
dasar pemilihan media yang disesuaikan
dengan situasi belajar tertentu. (Sadiman, dkk, 1990).
Ada tiga
karakteristik media berdasarkan petunjuk
penggunaan media pembelajaran untuk mengantisipasi
kondisi pembelajaran di mana guru tidak
mampu atau kurang efektif dapat melakukannya. Ketiga karakteristik
atau ciri media pembelajaran tersebut adalah:
1. Ciri fiksatif, yang menggambarkan kemampuan media untuk
merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau obyek.
2. Ciri manipulatif, yaitu kemampuan
media untuk mentransformasi suatu obyek,kejadian
atau proses dalam mengatasi masalah ruang
dan waktu. Sebagai contoh,misalnya proses larva menjadi
kepompong dan kemudian menjadi kupu-kupu dapatdisajikan dengan waktu yang lebih
singkat (atau dipercepat dengan teknik time-lapse recording). Atau
sebaliknya, suatu kejadian / peristiwa
dapat diperlambat penayangannya agar diperoleh
urut-urutan yang jelas dari kejadian /
peristiwa
tersebut.
3. Ciri distributif, yang menggambarkan
kemampuan media untuk mentransportasikanobyek atau kejadian
melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian itu disajikan kepada sejumlah besar siswa, di berbagai
tempat, dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian
tersebut.
Karakteristik dari masing-masing media
ditinjau dari fungsinya
Ø Karakteristik media manualpenyampaian pesan
lewat simbul-simbul visual:
a. melibatkan rangsangan indera penglihatan
b. bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan
ruang dan waktu
c. dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang
masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa saja
d. merupakan ringkasan visual suatu proses,
e. mengandung pesan yang bersifat
interpretatif.
Ø Karakteristik media elektronik (microsoft
power point/macro media flash):
a. Beberapa hal yang menjadikan media ini menarik
untuk digunakan sebagai alat
presentasi adalah berbagai kemampuan pengolahan teks, wana, dan gambar,
serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
b. Pada prinsipnya program ini terdiri dari
beberapa unsur rupa, dan pengontolan operasionalnya. Unsur rupa yang dimaksud,
terdiri dari slide, teks, gambar dan bidang-bidang warna yang dapat
dikombinasikan dengan latar belakang yang telah tersedia. Unsur rupa tersebut
dapat kita buat tanpa gerak, atau dibuat dengan gerakan tertentu sesuai
keinginan kita. Seluruh tampilan dari program ini dapat kita atur sesuai
keperluan, apakah akan berjalan sendiri sesuai timing yang kita inginkan, atau
berjalan secara manual, yaitu dengan mengklik tombol mouse. Biasanya jika
digunakan untuk penyampaian bahan ajar yang mementingkan terjadinya interaksi
antara peserta didik dengan tenaga pendidik, maka kontrol operasinya
menggunakan cara manual.
Adapun criteria dalam pemilihan media
pembelajaran yaitu:
1. Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Media harus sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Media harus sesuai dengan strategi
pembelajaran/procedural didaktik..
4. Media harus sesuai dengan pengelompokkan
siswa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diri – ciri media
pembelajaran:
1. Media dapat merekam dan merekonstruksi peristiwa.
2. Media dapat memanipulasi
waktu, tempat, dan dimensi fisik obyek yang
dipelajari.
3. Media dapat mendistribusikan
pengalaman belajar dalam berbagai setting
lingkungan.
B. LANDASAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Menurut Daryanto dalam bukunya Media Pembelajaran ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain
landasan filosofis, psikologis, tekhnologis, dan empiris.
1.
Landasan Filosofis
Didalam landasan filosofis ini terdapat suatu pandangan
bahwa “dengan digunakannya berbagai jenis media hasil tekhnologi baru didalam
kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi”. Tetapi
pendapat tersebut mendapatkan suatu sanggahan bahwa dengan adanya berbagai
media pembelajaran, siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan
media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain,
siswa dihargai harkat kemanusiaannya dan diberi kebebasan untuk menentukan
pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.
2.
Landasan Psikologis
Landasan psikologis sangat penting dipertimbangkan dalam
penggunaan media pebelajaran, karena persepsi siswa juga sangat mempengaruhi
dalam menentukan hasil belajar. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi, hendaknya diupayakn secara optimal agar proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Hal-hal yang perlu diperhatikan
menurut Daryanto adalah:
a. Diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik
perhatian siswa dan memberikan kejelasan objek yang diamatinya.
b.
Bahan pembelajaran yang akan
diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.
Dalam
hal psikologis, anak akan lebih mudah mempelajari hal yang bersifat konkrit,
ada beberapa pendapat dari beberapa ahli, diantaranya:
1. Menurut Jerome Bruner, ada tiga
tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman
piktorial atau gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Menurut Bruner,
hal tersebut berlaku tidak hanya untuk anak tetapi juga untuk orang dewasa.
2. Menurut Charles F. Haban, nilai dari
media terletak pada tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep. Beliau
membuat jenjang berbagai jenis media mulai dari yang paling nyata ke paling
abstrak.
3.
Menurut Edgar Dale, tingkatan
pengalaman pemerolehan hasil belajar digambarkan sebagai suatu proses
komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan diinginkan siswa dapat
menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan
kedalam symbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima
menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (decoding).
Cara pengolahan pesan oleh guru dan murid dapat digambarkan sebagai berikut:
Pesan
diproduksi dengan:
|
pesan
dicerna dan diinterpretasi dengan:
|
Berbicara,
menyanyi, memainkan alat musik, dsb.
Memvisualisasikan
melelui film, foto, lukisan, gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan
nonverbal
Menulis
atau mengarang
|
<
> Mendengar
<
> Mengamati
<
> Membaca
|
Menurut
Daryanto (2010:13) kemampuan daya serap manusia dari pengguna alat indra adalah
sebagai berikut:
· Penglihatan 82%
· Pendengaran 11%
· Penciuman 1%
· Pencecapan 2.5%
· Perabaan 3.5%
3.
Landasan Tekhnologis
Tekhnologi pembelajaran atau tekhnologi pendidikan
(instructional technology/educational technology) menurut Daryanto (2010:14)
adalah teori dan praktik perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan,
serta penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, tekhnologi pembelajaran
merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide,
peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam
situasi dimana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.Teknologi
pendidikan menurut AECT (Association for Educational Communication and
Technology) adalah:
Teknologi pendidikan adalah proses yang komplek dan terpadu
(terintegrasi) yang melibatkan manusia, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek
belajar manusia. Landasan teknologi ini sangat dibutuhkan, terutama untuk
memecahkan persoalan belajar manusia atau dengan kata lain mengupayakan agar
manusia (peserta didik) dapat belajar dengan mudah dan mencapai hasil secara
optimal. Pemecahan masalah belajar tersebut terjelma dalam bentuk semua sumber
belajar atau sering dikenal dengan komponen pendidikan yang meliputi: pesan,
orang atau manusia, bahan, peralatan, teknik, dan latar atau lingkungan.
Dari
komponen-komponen sumber belajar dalam kawasan teknologi diatas, dua
diantaranya adalah bahan dan peralatan. Walaupun tidak secara langsung media
tercantum sebagai komponen sumber belajar, tetapi kedua komponen tersebut
sebenarnya adalah komponen media.
4.
Landasan Empiris
Menurut sukiman dalam bukunya pengembangan media
pembelajaran, agar proses belajar dapat efektif perlu juga disesuaikan dengan
tipe atau gaya belajar peserta didik. Gaya belajar adalah kecenderungan orang
untuk menggunakan cara tertentu dalam belajar. Secara umum ada tiga macam gaya
belajar, yaitu:
1. Visual, yaitu belajar melalui apa
yang dilihat. Ciri-ciri gaya visual adalah teliti terhadap yang detail,
mengingat dengan mudah apa yang dilihat, mempunyai masalah dengan instruksi
lisan, tidak mudah terganggu dengan suara gaduh, pembaca cepat dan tekun, lebih
suka membaca dari pada dibacakan, lebih suka metode demonstrasi dari pada
ceramah, bila menyampaikan gagasan sulit memilih kata, rapih dan teratur, dan
penampilan sangat penting.
2.
Auditorial, yaitu belajar melalui
apa yang didengar. Ciri-ciri gaya belajar auditorial adalah bicara pada diri
sendiri saat bekerja, konsentrasi mudah terganggu oleh suara ribut, senang
bersuara keras ketika membaca, sulit menulis tapi mudah bercerita, pembicara
yang fasih, sulit belajar dalam suasana bising, lebih suka musik dari pada
lukisan, bicara dalam irama yang terpola, lebih suka gurauan lisan dari pada
membaca buku humor, dan mudah menirukan nada, irama dan warna suara.
3. Kinestetik, yaitu belajar lewat
gerak dan sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah berbicara dengan
perlahan, menanggapi perhatian fisik, menyentuh orang untuk mendapat perhatian,
banyak bergerak dan selalu berorientasi pada fisik, menggunakan jari sebagai
penunjuk dalam membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak bisa diam dalam
waktu lama, menyukai permainan yang menyibukkan, selalu ingin melakukan
sesuatu, dan tidak mudah mengingat letak geografis.
Berdasakan landasan rasional empiris
tersebut, pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan
guru. Akan tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik
pembelajar, materi pelajaran, dan media itu sendiri.
Sumber:
Arsyad,
Azhar. Ed. Revisi. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers
Daryanto.
2011. Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Rahman,
Ali.. http://maoapaadadisini.blogspot.com/2011/10/karakteristik-media-
pembelajaran.
http://www.infoskripsi.com/Article/Kajian-Pustaka-Media-Pembelajaran.htmlhttp://wijayalabs.blogspot.com/2007/11/media-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar